Mana yang Lebih Merusak Jantung, Lemak atau Karbohidrat?

Jakarta, Diet tinggi lemak selalu menjadi kambing hitam atas banyaknya kasus penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun menurut sebagian ilmuwan, karbohidrat memberikan ancaman lebih besar dibandingkan makanan berlemak. Mana yang betul?


Beberapa ilmuwan menilai, anggapan bahwa diet tinggi lemak bisa berdampak buruk bagi jantung berasal dari salah penafsiran. Akibatnya tidak cuma menjadi mitos, tetapi di kalangan medis sendiri pun memicu over-medikasi atau pengobatan yang berlebihan yang sebetulnya tidak perlu.

Beberapa negara di barat, seperti Swedia, saat ini telah menerapkan panduan atau guideline pola makan yang tidak terlalu membatasi lemak. Sebaliknya, justru karbohidrat yang tidak boleh terlalu banyak.

Seorang pakar kardiologi, Aseem Malhotra mengawali debat di British Medical Journal untuk membantah pendapat yang mengambinghitamkan lemak sebagai penyebab sakit jantung. Ia mengutip penelitian tahun 1970-an yang menunjukkan adanya hubungan antara penyakit jantung dan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol dalam darah itu sendiri berhubungan dengan kalori yang diperoleh dari lemak jenuh.

"Tapi hubungan itu bukan sebab akibat," kata Dr Malhotra, yang bekerja di Croydon University Hostipal, London, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (24/10/2013).

Prof Robert Lustig, ahli endokrinologi anak dari University of San Francisco mengatakan, makanan sesungguhnya harus menyehatkan dan bukan malah menjadi penyakit. Menurutnya, lemak mendapat reputasi buruk sejak paruh kedua dari abad ke-20, saat lemak dan gula ditambahkan bersama-sama dalam makanan olahan.

"Mana yang lebih buruk, lemah jenuh atau gula yang ditambahkan? American Heart Association telah memperhitungkan. Daripada menurunkan kolesterol dengan statin (obat penurun kolesterol), mana yang paling bagus, bagaimana dengan menyajikan makanan segar?" tanya Prof Listig.

Pendapat senada juga disampaikan Prof Timothy Noakes, ahli kesehatan olahraga dari University of Cape Town. Menurutnya, memandang kolesterol sebagai satu-satunya penyebab penyakit jantung koroner adalah kesalahan medis terburuk sepanjang masa.

"Setelah mengkaji semua bukti ilmiah, saya menarik satu kesimpulan saja. Jangan pernah meresepkan statin untuk orang yang kita sayangi," katanya.

sumber: http://health.detik.com/read/2013/10/24/122619/2394333/763/mana-yang-lebih-merusak-jantung-lemak-atau-karbohidrat

Posting Komentar